"Cermin di Kamar Nomor 13" - sebuah esai refleksi dan mawas diri

Hampir setiap hari di sebuah meja oval berkumpul keluarga kecil-keluarga kecil dari masing-masing pribadi, untuk menjadi keluarga besar. Berangkat dari dasar, pribadi dan juga niat yang berbeda untuk berkarya di keluarga besar yang sama. Tidak ada yang sama disini, dan semua pasti berbeda. Perbedaan itulah yang menjadikan sebuah pelangi indah untuk dinikmati. Termasuk keluarga besar ini…


Berkarya bagi sebagian manusia adalah upaya untuk menjamin bahwa esok ia masih bisa makan. Tapi apakah dia bisa menjamin dirinya sendiri. Tidak. Melainkan Allah Sang Pemilik Tunggal semesta ini yang bisa berkenan. Manusia hanya diperjalankan, untuk berkarya atau sekedar melewati hari yang akan terus berganti. Dan perkenaan Allah, kami masih diperjalankan untuk berkarya disini. Lalu apa yang manusia bisa lakukan selain dengan berusaha dan berjuang untuk menjadi yang Dia kehendaki?, bagaimana caranya?, mari segera temukan apa sebenarnya yang sejati…

 

Banyak perjalanan dilalui keluarga ini. Berkarya, berusaha beribadah dan juga menjadi manusia-manusia baru di setiap harinya. Dari generasi ke generasi berikutnya. Dari yang dulu muda dan kini sudah berusia. Dari yang dulu tak tahu apa itu era digital, kini mahir berkarya dalam ranah informatika. Fenomena dan elegi yang selalu dinamis menyelimuti perjalanan keluarga ini. Dan yang paling benar untuk bersiap di “jamuan penyambutan” hari esok adalah bersyukur…

 

Bersyukur adalah hal yang paling murah bagi kami. Tanpa keringat dan modal uang untuk melakukannya. Tak perlu memesan kepada toko untuk menyiapkannya. Tak perlu mengetuk pintu tetangga untuk sekedar ingin menjumpainya. Dan bahkan tak perlu harus diucapkan jika diri kita berbuat sesuai dengan arahan-Nya. Bersyukurlah orang-orang yang diperjalankan menuju pada hakikat syukur. Bahwasanya tidak ada sebuah kejadian dan kekuatan kecuali karena memang Allah yang berfirman “Kun”. Maka berlangsunglah segala peristiwa ini.

 

Bersyukur kami selalu usahakan tertanam dalam setiap pribadi kami. Bersyukur atas segala limpahan dan karunia ini. Bahwa kami masih diberikan keluarga yang amat sangat nyaman dan indah ini. Dan akan selalu menjadi keluarga, dimana dan apa saja yang terjadi di setiap diri kami. Tertuang dalam mangkuk yang cukup besar segala asupan gizi yang berwarna ini. Berawal dari warna pribadi yang kecil, menjadi cakrawala keluarga yang begitu berhias rona hati. Alhamdulillah…

 

Jika boleh menggunakan kata dasar usaha, maka lahirlah generasi yang bernama perusahaan. Sekumpulan orang dengan tujuan yang sama untuk memperoleh profit dari segala usaha yang dijalankan. Pun juga dengan kami yang tidak terlepas dari label tersebut. Seiring dengan kebijakan negara dan pemerintahan yang setiap tahun selalu berubah, sedikit banyak akan memberikan dampak bagi komunitas usahawan yang ada.

 

Kehidupan usaha begitu bergantung pada sistem politik dan ekonomi nasional. Dana pemerintah untuk bidang pekerjaan jasa konsultansi terus dinamis. Biaya rapat di luar kantor instansi dibatasi. Lalu peredaran rupiah di lingkungan penyedia jasa penginapan dan hotel?, jasa rental mobil dan pedagang buah di toko-toko perempatan?, penjual nasi uduk dan bakmi jawa?, mari sejenak renungkan bagaimana perjalanan rupiah untuk terdistribusi kepada mereka, guna memperoleh jaminan bahwa besok uang spp anak sekolah bisa terbayar. Kita tak tahu pasti apakah benar demikian yang terjadi. Tapi mari kami mengajak untuk sejenak refleksi dan cermati dengan seksama.

 

Namun apakah hanya tentang profit dan peredaran uang arti dari kita hidup dan berkarya?, memang benar salah satunya untuk hal itu. Kami pun tidak terlepas dari tanggung jawab dalam usaha mencukupi kebutuhan. Lantas apa yang perlu ditekan dan diperjuangkan untuk meningkat?, segeralah menemukan apa yang menjadi sumber kebahagiaan dan apa yang menjadi keahlian hingga esok kita bisa menjadi “direktur utama” di masing-masing bidang yang disukai itu.

 

Kami memiliki keluarga yang mengusung asas kekeluargaan yang tinggi. Saling menjaga dan menghormati. Yang tua membimbing yang muda, yang muda menghormati yang tua. Mungkin begitu sejatinya sikap manusia jika berada dalam suatu bentuk kelompok atau perkumpulan yang heterogen. Kekeluargaan menjadi pondasi utama kami dalam berkarya. Mengutamakan kualitas dan berbalut dengan tanggungjawab sebagai keluarga dalam hubungan pihak 1 – pihak 2. Berusaha memberikan yang terbaik mulai dari proses hingga hasil, dengan capaian yang diutamakan adalah seratus persen barokah. Keberkahan datang ketika memang dalam niatan terus mengembara dan “pagar-pagar” akidah selalu terjaga di dalam lingkungan yang mulia. Tentunya religiusitas menjadi dasar dalam pengembangan pribadi yang selalu kami usahakan setiap waktu. Termasuk dalam pengembangan diri kami menuju pada keluarga yang professional.

 

Professional dalam berkarya menjadi ujung tombak yang selalu kami usahakan di setiap pekerjaan kami. Usaha dan terus belajar memperbaiki kekurangan dan kelemahan dari apa yang sebelumnya pernah dilakukan. Produk berkualitas, pengerjaan tepat waktu, dan selesai sesuai dengan apa yang ingin dicapai merupakan cita-cita kami. Kami sadar, bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Kami masih baru dan belum menjadi apa-apa. Maka, profesionalitas ini masih selalu kami tingkatkan seirama dan mencoba selalu istiqomah menjalani seperti layaknya orang yang beribadah.

 

Ibadah dan kehidupan religi bagi kami adalah suatu “pakaian” dan nuansa yang terus selalu istiqomah untuk dijalani. Tidak akan puas diri manusia jika hanya mengejar materi sampai kapanpun. Kami sadar, kami masih terus harus meningkatkan impuls-impuls dan “sentilan” spiritual di dalam diri kami. Semoga semua pihak yang pernah berkarya dan bekerjasama dengan keluarga ini selalu menjadi guru kami dalam perjalanan usaha mengambil energi positif. Dan terberkatilah semua pekerjaan yang telah dijalani. Berkarya yang indah tentu akan bermanfaat dan memberikan sentuha positif dalam rangka menyatukan diri dengan alam dan sekitar.

 

Alhamdulillah…

Setelah pulang, esok keluarga kecil itu akan kembali bertemu di keluarga besar ini. Dengan semangat dan diri pribadi yang baru, semakin baik dan baik lagi…

 

Dengan bekal Mawaddah dan Warrahmah dari Allah, mari berjuang untuk selalu menggapai keluarga yang Sakinah.

 

Selamat ulang tahun PT. Citra Gama Sakti

 

21 Maret 2005 – 21 Maret 2018




Suara dari mereka yang berupa tulisan:
 
“Selamat ultah Pak Gatot, makin herley Pak.” – Habibullah (Dinas Tata Ruang DIY)
 
“Selamat bertambah umur CGS. Semoga selalu bertambah baik tiap harinya, semakin lebar dalam mengepakkan sayap-sayap dalam keilmuannya, menjadi tempat yang selalu nyaman dan barokah untuk semua orang.” – Meysita Noormasari (Pusdatinmas BNPB Indonesia)
 
“Selamat olang taon, semoga tambah sakti jasmani rohani dan tambah varokah luur.” – Brian Yogaswara (PKP5SW)

Share This Post: